Selasa, 10 Maret 2009

CALEG & TOKOH UMMAT WACHYUNI MANDIRA PRO SYARIAH & KHILAFAH


HTI-DPC WM Press. Allaahu Akbar..,Allahu Akbar…Allahu Akbar....Gema Takbir Berulang kali di Pekikkan oleh para peserta “Halqoh Islam & Peradaban I” yang Dilaksanakan oleh DPC HTI Wachyuni Mandira pada Hari Senin, 12 Robi’ul Awwal 1430 H/9 Maret 2009 di Masjid Daarus Salaam Central 50 Infra Modul 2.
Kegiatan yang mengangkat tema “Menuju Indonesia Lebih Baik dengan Syariah & Khilafah” ini menghadirkan 4 Nara Sumber, yakni :
1. Ust. Imam Mansyur LC (Caleg DPRD I Sumatra Selatan/Anggota AKTIF DPRD II Ogan Komering Ilir (OKI), dan Ketua DSD (Dewan Syariah Daerah ) Partai Keadilan Sejahtera.
2. Ust. H. Matnazir (Caleg DPRD 2 OKI dari Partai Hanura)
3. Ust. Syamsul Hadi (Da’i & Dosen Agama Islam Akademi Perikanan Wachyuni Mandira(APWM)
4. Ust. Milladuna Dzikron (Aktivis HTI Wachyuni Mandira)
Acara Yang Di ”Host” in oleh Abu Nada yang juga merupakan Ketua DPC HTI Wachyuni Mandira dihadiri sekitar 150 orang dari berbagai elemen Masyarakat. Diantara yang hadir adalah dari Simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Simpatisan Partai HANURA, Wakil Management Perusahaan PT Wachyuni Mandira, ketua Ta’mir-Ketua Ta’mir yang ada di Wachyuni Mandira, perwakilan Nahdhatul ‘Ulama, kalangan kampus dan tokoh masyarakat se-Wachyuni Mandira.
Acara Lounching HIP 1 WM ini dimulai dengan Pemutaran Film yang menceritakan Tentang Kondisi Indonesia yang mempunyai Banyak Kelebihan tetapi masih mengalami krisis multidimensi. Ketika Ust. Imam Mansyur LC dimintai Pandangan beliau seputar Akar Permasalahan apa yang menyebabkan Indonesia belum cepat ”sembuh” dari ”sakit” nya, Ketua Dewan Syari’ah Daerah (DSD) Partai Keadilan Sejahtera OKI-Sumatra Selatan ini menjelaskan ada 3 hal yang menyebabkan ini semua : Pertama, Kebodohan Ummat disebabkan sistem pendidikan yang ada sekarang, sehingga seperti Freport aja Kontrak Karyanya di perpanjang sampai 2041. Padahal Pemerintah hanya mendapatkan 10 % dan AS sebagi Pengelola bisa dapat 90 %. Kedua : SunnatuLLah Filosofi ”Syetan(Iblis) dan Adam”, dimana musuh-musuh Islam banyak yang gak senang dengan Islam, dan berusaha untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Serta yang Ketiga : Akibat Bangsa ini kurang menghormati Orang yang berilmu, Sebetulnya banyak orang Indonesia yang sanggup mengolah SDA yang ada tetapi malah diberikan keasing.
Pembicara Kedua. H. Matnazir menyimpulkan bahwa penyebab kemunduran Bangsa ini akibat Moralnya tercabik-cabik. Banyak kontra diksi yang terjadi, seperti disatu sisi masih banyak orang yang belum punya rumah dan tidur di bawah kolong jembatan, tetapi disisi lain banyak juga orang yang membuat ”Rumah Burung Walet” sampai ratusan juta rupiah. Saudagar Pasar Bravo Infra Modul 2 ini juga menyoroti semua ini akibat sistem pendidikan yang kurang Pas akibat kesalahan masyarakat sendiri yang salah memilih pemimpin.
Pada kesempatan Ketiga, Ust Syamsul Hadi menyoroti Hal yang sama bahwa Kemunduran Bangsa indonesia ini juga diakibatkan oleh sistem pendidikan yang hanya menitik beratkan pada ”Pendidikan Fisik” saja dan kurang memperhatikan ”Aspek Mentalnya”. Mantan Dekan Fakustas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung ini juga menyoroti banyaknya ummat islam yang tidak konsisten dengan Agamanya, sehingga banyak hal yang dilakukan tidak berlandaskan pada Motivasi Agama/Aqidahnya sendiri. Lebih lanjut mantan Dosen FKIP Universitas Lampung (UNILA) yang mempunyai motto ”Tiada Waktu Tanpa Da’wah” ini menyampaikan bahwa Justru Motivasi Bangsa ini dalam berbuat lebih banyak di ilhami oleh Aqidah Kafir yang banyak menyengsarakan Ummat.
Pada sesi terakhir, nara Sumber dari Hizbut Tahrir DPC WM, Ust. Milladuna menyampaikan bahwa kita jangan terburu-buru mengatakan sesuatu itu menjadi penyebab kalau kita belum mengetahui akar permasalahannya. Ustadz Dudun, Panggilan akrab dari Ust. Milladuna, yang juga merupakan alumnus Teknik Elektro Universitas Gajah Mada ini mengetengahkan kepada jama’ah bahwa sebagai sebuah gambaran tatkala ada suatu PWA (Paddle Wheel Aerator) ada yang rusak, jangan langsung menyimpulkan ”Motor” nya yang rusak atau ”Gear Box” nya yang rusak. Tetapi kita harus meneliti dengan cermat apa penyebabnya, baru kita mencari Solusinya. Mantan Dosen STMIK El-Rahma Yogyakarta ini lebih lanjut mengibaratkan, ibarat Kompetisi ”MOTO GP” seandainya ”VALENTINO ROSSI SANG JUARA MOTO GP” Menggunakan ”Motor yang Rusak”, maka dia pun tidak akan menjadi juara dan kita jangan menyalahkan Valentino Rossi nya tetapi kita harus mengganti ”Motor Rusak” nya dengan ”Motor Bagus” nya.Beliau juga menyitir surat Arrum (30) : 41 yang berbunyi :

        ••       
”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Beliau Menjelaskan bahwa banyaknya terjadi ke”Fasad” an akibat ulah tangan manusia sendiri, dimana kata ”AIDINNNAS” ditafsirkan oleh beberapa mufassirin sebagai akibat ”BI DHULMIHIM, BIKUFRIHIN, BI MA ’AASYIHIM”. Jadi Krisis multidimensi ini terjadi akibat kekufuran dan kemaksyiatan kita yang tidak menerapkan Syari’ah islam sebagai satu-satunya solusi yang benar. Kita malah memilih menggunakan sistem Kapitalisme yang notabene buatan manusia. Oleh karena itu, ustadz satu anak ini menutup penyampaian materinya dengan kata ”La ’allakum yarji’un”, yakni agar kita cepat bertaubat dengan cara meninggalkan sistem Kapitalisme yang terbukti menyengsarankan ummat ini, dan kembali/Ruju’ kepada sistem Ilahiyyah, yakni sistem Islam

Pada sesi tanya jawab beberapa penanya menayakan apakah mungkin Ummat islam bersatu dibawah khilafah, sementara kondisi ummat islam terpecah-pecah dan bagaimana tahapan-tahapannya untuk memperbaiki kondisi ummat ini. Ust Imam Mansyur mengatakan bahwa kita harus merubah ”Sistem yang Salah” ini dengan ”Sistem yang Benar”, yaitu Sistem Khilafah. Beliau juga menekankan bahwa Khilafah tidak bersifat Lokal/Nasional, tetapi bersifat Internasional. Meskipun beliau mengatakan ”Sistem Khilafah modelnya berbeda-beda dari Khilafah Rasyidah, Ummayyah, Abbassiyyah dan Utsmanniyah, Anggota DPRD II OKI ini menyampaikan teentang pentingnya ummat ini bersatu dan tidak terpecah belah. Karena itu kita harus menda’wahkan Islam ini secara kaffah, karena Khilafah adalah Kewajiban. Beliau juga menjelaskan bahwa dalm kitab-kitab fiqih juga banyak di jelaskan tentang kewajiban khilafah ini, seperti dalam Kitab Al-Ahkam Ash-Shulthonniyyah karangan Imam Al-Mawardi. Karena itu, meski ummat islam berbeda beda jama’ahnya, kita harus menyatukan Visi dalam Penerapan Syariah ini dengan Cara ”WIHDATUL FIKROH” penyatuan pemikiran antara jama’ah-jama’ah yang ada.
H.Matnazir mengatakan, kalau kita ingin bersatu, ummat masih membutuhkan seorang Figur/Tokoh yang akan dijadikan contoh. Caleg Hanura ini juga menyatakan pentingnya Ummat islam bersatu agar kita bisa bangkit dari Krisis multidimensi ini. Jangan sampai kita hanya menjadi pengeksport Tenaga Kerja Murah keluar negeri, tetapi kita harus menjadi sebuah Bangsa Yang Mandiri, yang tidak tergantung pada bangsa lain. Beliau yakin kita pasti bisa, dan kita harus yakin akan pertolongan Allah apabila kita menolong-Nya.
Menanggapi pertanyaan tentang mungkinkah ummat islam bersatu, Ust Syamsul Hadi menyampaikan juga bahwa memang penting Kita mengusahakan Khilafah yang akan dipimpin oleh Kholifah yang bisa menyatukan ummat islam. Walaupun demikian, Mantan Dosen Universitas Malahayati Lampung ini juga menegaskan jangan sampai Jama’ah-jama’ah yang ada jangan sampai terjebak dalam ”FANATISME JAMA’AH” karena ini bagian dari kemusyrikan. Beliau menyampaikan hal ini sambil minta di bacakan Surat Ar-Rum (30) : 30 – 32.
Menanggapi pertanyaan bagaimana tahapan-tahapan penyatuan ummat, Ust. Dudun menyampaikan ada 3 tahapan yang harus kita lalui. Pertama : Tahapan Tastqif (Pengkaderan) kader da’wah sebagaimana RosuluLLah SAW mengkader sahabat dirumah Arqom bin Abi Arqom, kemudian kedua : Tahap Tafa’ul ma’al ummah, berinteraksi dengan ummah, termasuk secara Intens Mengadakan Kontak Tokoh dengan para pemimpin Ummah, sehingga dengan terjun ke masyarakat ini nantinya terjadi Shiro’ul Fikri (Pergolakan Pemikiran) dan Kifaahusy Siyaasi (Perjuangan Politik) di tengah-tengah ummat, sehingga setelah umat sadar dan faham akan pentingnya penerapan islam, maka kita memasuki tahapan terakhir yaitu Tathbiiqul Ahkam (Penerapan Hukum) di tengah-tengah Ummat.
Sebelum acara ditutup ada salah seorang Kader PKS menanyakan kepada Ustadz Dudun, Pada Pemilu 2009 nanti HTI akan mendukung siapa. Ustadz Muda yang juga merupakan Mantan Ketua DPD 2 HTI Kendal Jawa Tengah ini menjelaskan Hukum Mengangkat Pemimpin dan Hukum Seputar Pemilu. Secara singkat Beliau menyampaikan Bahwa Hukum Asal ”Mengangkat Pemimpin Yang akan Melaksanakan Syari’ah Islam” adalah Fardhu Kifayah, jadi apabila sekelompok ummat telah mengangkatnya, maka gugur kewajiban ummat islam lainnya. Sementara Hukum Pemilu adalah merupakan ”Hukum Wakalah/Perwakilan” yang hukum asalnya adalah Mubah. Menjawab pertanyaan diatas beliau mengatakan, apabila ada Calon Anggota Legislatif Yang secara Terus Menerus, bukan sekali-kali, senantiasa menyerukan PENEGAKKAN SYARI’AH dan KHILAFAH, dan berusaha sekuat tenaga untuk menerapkannya, maka kita harus mendukung CALEG tersebut. Bahkan kita akan berdosa kalau kita tidak mendukungnya.
AlhamduliLLah acara yang dimulai jam 20.30 dan berakhir pukul 23.00 dengan dibacakannya do’a oleh Ust. Syamsul Hadi, bisa berlangsung dengan lancar. Bahkan sebelum di tutup dan dibacakan kesimpulan oleh ”HOST” yang sebelumnya juga menayangkan hasil-hasil SURVEY SYARI’AH yang menunjukkan mayoritas Ummat Islam Indonesia Mendukung Syari’ah, Teriakan takbir pun berulang kali di pekikkan oleh peserta yang hadir malam itu. Host menyimpulkan bahwa dari Halqoh Islam dan Peradaban in, bisa disimpulan bahwa seluruh Tokoh Ummat dan Caleg yang ada di WM sepakat untuk bersama-sama memperjuangkan Syari’ah Islam dan Khilafah. Host Acara HIP yang tubuhnya agak tambun ini mengibaratkan, kalau sinergi Ummat ini disatukan, maka kita akan melaju Pesat. Ibarat sebuah kereta kalau ”Gerbongnya” di tarik oleh banyak ”Lokomotif” dengan arah dan tujuan yang sama, maka laju kereta itu akan sangat kencang. Tetapi kalau ada ”Lokomotif” yang menarik dengan dengan ”arah yang berlawanan” maka kereta tersebut tidak akan bergerak kemana-mana, diam di tempat. Karena itu Host ini menyerukan agar Caleg dan Tokoh Ummat, baik di Parlemen nanti atau di tempat tinggal mereka masing-masing, sama-sama berusaha untuk bisa mengkampanyekan ide Syari’ah dan Khilafah ini.
Ya Allah....Segerakanlah Tegakkan Khilafah Rasyidah ’ala Minhaajin Nabiyyika, karena kami telah merindukannya. Allaahu Akbar....Allaahu Akbar......(Abu Nada/PJ WM)










Galeri Foto HIP DPC HTI WM



Persiapan Tempat, dengan pembersihan Rumput Sekitar



Sessi Penyampaian Pendapat Oleh Para Nara Sumber


Foto Ust. Dudun Dengan Para Tamu Undangan



Foto Bersama Para Nara Sumber (Dari Kiri Kekanan) : Ustadz Dudun (HTI WM), Ust. Imam Mansyur. LC (Anggota DPRD 2 OKI/Dewan Syari’ah Daerah PKS-OKI), H. Matnazir (Caleg Hanura). Ust. Syamsul Hadi (Da’i dan Dosen APWM), terakhir berbaju Biru, Abu Nada (Host/Ketua DPC HTI WM)

Jajaran Panitia HIP 1 WM Foto Bersama

Suasana Sesi Dialog HIP 1 Wachyuni Mandira



Panitia Foto Bersama dengan Bpk Bukhori dan Bpk Warsito, Wakil dari Management Perusahaan.





Panitia Foto Bersama Ust. Imam Mansyur (Caleg DPRD1 Sumatra Selatan PKS, Ketua Dewan Syari’ah Daerah PKS OKI-SUM SEL)

Ust. Dudun Foto Bersama Bpk Bukhori dan Bpk. Warsito (Perwakilan Pimpinan Perusahaan)

Tidak ada komentar: